Minggu, 27 Maret 2016

Administrasi Pendidikan (Manajemen Kurikulum)



MANAJEMEN KURIKULUM

I.            Pendahuluan
1.        Latar Belakang
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.
Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh pihak pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Berdasarkan hal tersebut, makalah ini  ditulis untuk membantu mempersiapkan manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan dengan manajemen kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu dilakukan oleh para guru, komite sekolah, kepala sekolah, dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

2.      Tujuan Pembahasan
Standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.  
Dengan dikuasainya kompetensi diharapkan  mampu:
·                     Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
·                     Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
·                     Melakukan suatu tindakan apabila terjadi hal yang berbeda dengan rencana semula
·                     Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda
Standar kompetensi yang diharapkan antara lain : Pertama, institusi pendidikan dan pelatihan guna memberikan informasi dalam rangka pengembangan program dan kurikulum; sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian, sertifikasi. Kedua, dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja, yakni membantu dalam rekrutmen, penilaian unjuk kerja, membuat uraian jabatan, dan mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha atau industri. Ketiga, institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi, yakni sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya, dan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi.

II.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum harus berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan pengertian, bahwa manajemen kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga sekolah dan madrasah terkait.
B.     Ruang lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan.
            Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (1) manajemen perencanaan, (2) manajemen pelaksanaan kurikulum, (3) supervisi pelaksanaan kurikulum, (4) pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6) desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum. Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem.  Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.

C.    Prinsip dan Pentingnya Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1)      Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
2)      Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
3)      Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.
4)      Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
5)      Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.

Adapun fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.
b.      Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
c.       Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
d.      Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
     Proses Manajemen Kurikulum
A.    Manajemen Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
1.      Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain.
2.      Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.
3.      Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kopetensi dan kopetensi dasar.
4.      Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.
B.     Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
1)        Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum
2)        Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
C.    Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1.      Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.
2.      Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
3.      Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.
4.      Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.
5.      Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.
D.    Perbaikan Kurikulum
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional.
Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: (1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan, (2) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan, (3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan, (4) memilih pemecahan sebagai percobaan,(5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian, (6) melakukan solusi percobaan, (7) evaluasi.










III.            Penutup
Manajemen kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari kurikulum. Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik, akan menjadikan seluruh rangkaian dalam pendidikan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan maksimal. Tidak hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi sumber daya akan dengan mudah terwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 2006, “ MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM”, Bandung; PT Remaja Rosyda Karya.
Mulyasa, E.,2004, “MENJADI KEPALA SEKOLAH PROFESIONAL”, Bandung, PT. Rosyda Karya.
Suhardan, Dadang dkk, 2009, “MANAJEMEN PENDIDIKAN”, Bandung; Alfabeta.

Administrasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Adanya unsur kelompok manusia melahirkan timbulnya administrasi personel yang antara lain menyangkut masalah bagaimana memilih, mengangkat dan menempatkan, membimbing dan mengawasi semua personel yang terlibat didalam kegiatan administrasi dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini tercakup pula masalah kepemimpinan; bagaimana sikap dan sifat seseorang pemimpin yang dihendaki didalam pendidikan, tipe-tipe kepemimpinan mana yang sesuai, syarat-syarat apa yang diperlukan sebagai seorang pemimpin pendidikan yang baik, dan sebagainya.
            Setiap kegian didalam proses administrasi pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan digambarkan didalam kurikulum sekolah masing-masing. Adanya unsur tujuan ini menimbulkan perlunya pengadministrasian pelaksanaan kurikulum yang menjadi tugas dan tanggungjawab kepala sekolah bersama guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
            adanya unsur tugas dan fungsi menunjukan bahwa dalam setiap kegiatan administrasi perlu adanya pengorganisasian yang baik dan teratur. Semia manusia yang terlibat didalamnya harus diorganisasi sehingga mereka mempunyai tanggungjawab dan wewenang serta hak dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dalam kegiatan ini diperlukan pula adanya koordinasi dan pengawasan atau supervisi yang baik dari pemimpin.
            Peralatan dan perlengkapan, ternasuk keuangan, merupakan unsur admiistrasi yang tidak dapat diabaikan. Bagaimanapun pandainya dan berkwalitas baiknya personel sebagai pelaksana pendidikan, dan baiknya sistem dan program pendidikan yang tersusun didalam kurikulum, tanpa ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang cukup dan sesuai, akan sukar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk itu maka diperlukan adanya administrasi materialatau lebih dikenal dengan istilah administrasi bisnis pendidikan.




B.     Tujuan
1.      Untuk mngetahui bidang garapana dministrasi pendidikan.
2.      Untuk mengetahui peran guru dalam setiap garapan administrasi sekolah.

C.     Manfaat
1.      Sebagai bahan ajar untuk mahasiswa D-IV Bidan Pendidik tentang administrasi pendidikan
2.      Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan mahasiswa




























BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Manajemen
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.   
Manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu.
            Administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruh, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengorganisasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, material, maupun spritual, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.

B.     Administrasi pendidikan        
            Administrasi pendidikan mencakup bidang-bidang garapan yang sangat luas. Tercakup didalamnya administrasi personel, administrasi kurikulum, kepemimpinan, kepengawasan atau supervisi kependidikan, administrasi bisnis pendidikan, organisasi lembaga pendidikan, dan sebagainya. Bidang garapan administrasi pendidikan yaitu:
1.      Administrasi tatalaksana sekolah
a.       Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
b.      Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
c.       Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah
d.      Masalah perlengkapan dan perbekalan
e.       Keuangan dan pembukuannya
f.       Korespondensi atau surat menyurat
g.      Laporan-laporan (bulanan, kuwartalan, dan tahunan)
h.      Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, pemberhentian pegawai
i.        Pengisian buku pokok, lapor, dan sebagainya

2.      Administrasi personel guru dan pegawai sekolah
a.       Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
b.      Organisasi personel guru-guru
c.       Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru-guru
d.      Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
e.       Konduite dan penilaian kemajuan guru-guru
f.       Inservice training dan up-grading guru-guru
3.      Administrasi murid
a.       Organisasi dan perkumpulan murid
b.      Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
c.       Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
d.      Bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid (guidance and counseling)
4.      Supervisi pengajaran
a.       Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai-pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaiknya.
b.      Usaha mengembangkan, mencari, dan mengembangkan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.
c.       Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara guru murid dan pegawai tata usaha sekolah.
d.      Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
e.       Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru ( inservice training dan up-grading)
5.      Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
a.       Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
b.      Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum dan beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekolah.
c.       Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diikuti dan diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahaan dan penyimpangan sedikit pun. Kurikulum lebih merupakan pedoman bagi para gurudalam menjalankan tugasnya. Dalam mempergunakan kurikulum, guru atau pendidik, disamping menuruti dan mengikuti apa yang tercantum didalamnya, berhak dan berkewajiban pula memilih dan menambah materi-materi, sumber-sumber atau pun metode-metode pelaksanaan yang lebih seusai dengan kebutuhan perkembagan masyarakat dilingkungan sekolah, dan membuang serta mengurangi apa yang dianggapnya sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat dan negara pada umumnya. Itulah sebabnya maka pelaksnaan kurikulum perlu mendapat perhatian, dan pembinaan kurikulum harus diusahakan dan dijalanakan.
6.      Pendirian dan perencanaan bangunaan sekolah
Meskipun pada umumnya perencanaan dan pendirian bangunan sekolah menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam kenyataannya dewasa ini, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan dan pengajaran dinegara kita, banyak sekolah yang didirikan oleh masyarakat dan atau pun pemerintah setempat dengan kerja sama dengan para guru, untuk itu ini sangat diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan dan pendirian sekolah seperti pengetahuan dan kecakapan mengenai:
a.       Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan
b.      Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah.
c.       Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dsb., serta komposisinya satu sama lain.
d.      Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.
e.       Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan.
f.       Apa yang tercantum pada nomor 1 s/d d di atas sangat erat hubungannya dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan masyarakat setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap tahunnya yang memerlukan sekolah tersebut.

7.       Hubungan sekolah dengan masyarakat
      Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawatan-jawatan lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan produktif, yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak. Untuk ini kepala sekolah memegang peran yang sangat penting dan menentukan.


C.     RuangLingkupAdministrasiSekolah
Tentangbidang-bidang yang merupakanruanglingkupdariadministrasisekolahterdapatbeberapaperbedaanpendapat. Dari beberapasumber Drs. B. SuryoSubroto (1984, hal 7) menyimpulkanbahwabidang-bidang yang menjadiruanglingkupadministrasisekolahadalahsebagaiberikut:
1.      AdministrasiKurikulum
Padaadmininistrasikurikulumkegiatandititikberatkanpadakelancaranpembinaansituasibelajar.
2.      AdministrasiPersonil
Padaadministrasipersonilkegiatandititikberatkanpadasegalakegiatanadminstratif yang menyangkutmasalahpersonilsekolah (kepalasekolah, guru, pegawai, pesuruh/penjagasekolah).
3.      AdministrasiKesiswaan (Murid)
Adminstrasikesiswaanmenunjukkepadakegiatan-kegiatanpencatatanmuridsemenjakdari proses penerimaansampaisaatmuridmeninggalkansekolahbaikitukarenasudahtamat, pindah, dank arena hal-hal yang lain.
4.      Administrasi Tata LaksanaSekolah (tatausaha)
Menyangkutpengelolaanpadabidangtatausahamisalnya, mencatatsurat-surat yang masukataukeluar (suratdinas), membuatbukupengumuman, mengisikegiatanadminstrasi yang didindingkandansebagainya.
5.      AdministrasiSaranaPendidikan
Menyangkutpengadministrasian, saranapendidikandarikebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, pencatatansampaidenganpertanggungjawaban.
6.      HubungansekolahdenganMasyarakat (Humas)
Menyangkutkegiatankomunikasi intern.(Sesamapersonilsekolahdansiswa) danekstern.(Hubungandengan orang tuamuridataumasyrakat).
7.      AdministrasiKeuangan
MenyangkutKegiatanpengelolaankeuangansekolah, misalnyaadministrasipembayaran SPP, uangkesejahteraanpersonil (gaji, sertakeuangan yang berhuubunganlangsungdenganpenyelenggaraansekolah).
8.      PengorganisasianSekolah
Menyangkutstruktukorganisasisekolah (pembagiantugas).

D.    Peran Guru dalamgarapanAdministrasiSekolah
1.      AdministrasiKurikulum
a.       Menyusun program mengajarsesuaidenganGaris-garisBesar Program Pengajaran (GBPP) dalamkurikulum yang berlaku.
b.      Menyusunmodulsatuanpembelajaranbesertapembagianwaktunya (kadang-kadangdisebutsebagaipersiapanmengajar)
c.       Merencanakandanmelaksanakan program evaluasipendidikan (tesformatif, tessumatif, ujianakhir) termasukmembuatlaporanhasilevaluasi (penilaian)
d.      Memberikanbimbinganbelajarkepadamuridtermasukpenyuluhan
e.       Melancarkanpembagiantugasmengajardanpenjadwalan
f.       Mempertimbangkanperbaikankurikulumuntukdisesuaikandengankondisisetempat.
2.      Administrasi Personal
a.       Memperlancar program supervise pendidikan
b.      Membuatpengisianidentitaspegawai
c.       Membantumemperlancarkebijaksanaan-kebijaksanaandalamkepegawaiansepertikenaikanpangkat (promosi) kepindahan (mutasi) danpemberhentian (pensiun), cuti, sebagainya.
3.      AdminstrasiKesiswaan
a.       Menjadipanitiapenerimaansiswabaru
b.      Mempertimbangkansyaratkenaikankelasataululusan
c.       Menyusuntatatertibsekolah (tatatertibsiswa)
d.      Mengisinilairaportpadabukuinduksiswa
e.       Pengaturankehadiransiswa (pencacatankehadiransiswa)
f.       Membantumengawasidanmembimbingorganisasisiswa.
4.      Administrasi  Tata Laksana (Tata Usaha) Sekolah
a.    Membantu menyusun kalender sekolah
b.    Berpartisipasi dalam rapat-rapat sekolah
c.    Menyusun peraturan dan penyelenggaraan perpustakaan sekolah
d.   Berpartisipasi dalam program kesejahteraan guru dan pegawai (masalah gaji, pengobatan, kesehatan dan sebagainya)
e.    Berpartisipasi dalam kegiatan upacara sekolah
f.     Membantu kelancaran keteta usahaan sekolah
5.      Sarana Administrasi Pendidikan
a.     Inventaris alat peraga pada bidang studi masing-masing
b.    Merencanakan dan mengusahakan buku pegangan baik untuk guru dan murid
c.     Mengatur penggunaan laboratorium sekolah
d.    Membantu pengadministrasian buku-buku perpustakaan
e.    Membantu memelihara atau merawat dan mengawasi segala fasilitas sekolah termasuk fasilitas pelajaran baik dari segi kebersihan, kesehatan dan keamanannya.
6.      Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
a.    Menyusun laporan pendidikan untuk instansi  atasan atau juga kepada orang tua siswa
b.    Rapat bersama dengan orang tua murid
7.      Adminstrasi Keuangan
a.    Membantu memperlancar pemasukan uang SPP
b.    Membantu mencatat keuangan di sekolah dari berbagai jenis kegiatan pendidikan
c.    Membantu kepala sekolahdalam hal SPJ (Surat Pertanggung Jawaban)
8.    Pengorganisasian Sekolah
a.    Membantu kepala sekolah dalam menyusun rincian tugas
b.    Membantu pengembangan organisasi di sekolah.

E.     Bidang-bidang yang tercakup dalam administrasi pendidikan
1.      Administrasi Material
Kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi atau benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung-gedung dan alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
2.      Adminstrasi Personel
Mencakup didalamnya adminstrasi personel guru dan pegawai sekolah, dan juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepegawaian memegang peran yang sangat penting.


3.      Administrasi Kurikulum
Menyangkut didalamnya penyusunan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti antara lain pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan syllabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.































BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Guru sangatberperandalamadministrasipendidikan, tugasutama guru yangsebagaipengeloladalam proses belajarmengajar di lingkungantertentuyaitusekolah
2.      Guru dalambidanggarapanadminstrasipendidikanterdiridariadministrasitatalaksanasekolah, administrasipersonel guru danpegawaisekolah, administrasimurid, supervise pngajaran, pelaksanaandanpembinaankurikulum, pendiriandanperencananbangunansekolahdanhubungansekolahdenganmasyarakat.















DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. N. 2009. AdiministrasidanSupervisiPendidikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya
A.M. Sudiman. 2009. InteraksidanMotivasiBelajarMengajar. Jkaarta: PT RajaGrafindoPrasada
Erna 2009. RuangLingkupBidangGarapanAdministrasidanPeranan Guru dalamKaitanAdministrasiPendidikan.
http//mademathika.blogspot.com/2013/05/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah.html?m=1
diaksestanggal 25 September 2013 jam 16.00 WIB