Minggu, 27 Maret 2016

RPP ASKEB Neonatus Bayi dan Balita (BBLR)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Program Studi             : DIII Kebidanan
Mata Kuliah                : Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita
Kelas/Semester            : B. 92/III
Alokasi Waktu            : 10 menit

Standar Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami dan memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita.
Kompetensi Dasar :
1.      Mampu memahami tentang berat badan lahir rendah (BBLR)
Indikator :
1.1    Memahami pengertian berat badan lahir rendah (BBLR)
1.2    Memahami klasifikasi berat badan lahir rendah (BBLR)
1.3    Menyebutkan etiologi berat badan lahir rendah (BBLR)
1.4    Memahami penatalaksanaan berat badan lahir rendah (BBLR)
Tujuan :
1.1.1        Mahasiswa mampu memahami pengertian berat badan lahir rendah (BBLR)
1.1.2        Mahasiswa mampu memahami klasifikasi berat badan lahir rendah (BBLR)
1.1.3        Mahasiswa mampu menyebutkan etiologi berat badan lahir rendah (BBLR)
1.1.4        Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan berat badan lahir rendah (BBLR)
Materi Pokok :
1.    Pengertian berat badan lahir rendah (BBLR)
2.    Klasifikasi berat badan lahir rendah (BBLR)
3.    Etiologi berat badan lahir rendah (BBLR)
4.    Penatalaksanaan berat badan lahir rendah (BBLR)
Metode Pembelajaran :
Ceramah dan tanya jawab
Media, dan Alat:
1.    Media Pembelajaran           : LCD
2.    Alat Pembelajaran              : Power Point, LCD, dan Laptop
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran :
NO
Tahap Kegiatan
Alokasi waktu
Kegiatan Pembelajaran
Dosen
Mahasiswa
1.
Kegiatan awal
2 menit
1.   Mengucakapkan salam
2.   Memperkenalkan diri
3.   Apersepsi pembelajaran
4.   Menyampaikan tujuan pembelajaran
1.Menjawab salam
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
2.
Kegiatan inti
6 menit
1.      Menjelaskan pengertian berat badan lahir rendah (BBLR)
2.      Menjelaskan klasifikasi berat badan lahir rendah (BBLR)
3.      Menjelaskan etiologi berat badan lahir rendah (BBLR)
4.      Menjelaskan penatalaksanaan berat badan lahir rendah
5.      Memberi kesempatan untuk bertanya
1.      Memperhatikan


2.      Memperhatikan


3.      Memperhatikan


4.      Memperhatikan


5.      Menanggapi dan menanyakan hal yang tidak jelas
3.
Kegiatan penutup
2 menit
1.      Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan tentang materi
2.      Bersama mahasiswa menyimpulkan materi

3.      Memberikan tugas

4.      Menunjukkan sumber refrensi
5.      Mengakhiri perkuliahan dengan mengucapkan salam
1.      Menjawab pertanyaan



2.      Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi
3.      Memperhatikan dan mencatat
4.      Memperhatikan dan mencatat
5.      Menjawab salam

Evaluasi :
Bentuk instrumen : Lisan
1.      Jelaskan pengertian berat badan lahir rendah (BBLR)!
2.      Sebutkan klasifikasi berat badan lahir rendah (BBLR)!
3.      Sebutkan etiologi berat badan lahir rendah (BBLR)!
4.      Jelaskan penatalaksanaan berat badan lahir rendah (BBLR)!
Kunci Jawaban :
1.      Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sama dengan 2.499 gram).
2.      Klasifiikasi berat badan lahir rendah :
a.       BBLR       : BB < 2500gr
b.      BBLSR     : BB 1000-1500gr
c.       BBLESR   : BB <1000 gr
3.      Etiologi berat badan lahir rendah :
a.       Faktor ibu
b.      Faktor kehamilan
c.       Faktor janin
4.      Penatalaksanaan berat badan lahir rendah :
a.       Mempertahankan suhu
b.      Pengawasan nutrisi/ASI
c.       Pencegahan infeksi
d.      Penimbangan ketat
e.       Perawatan dgn metode kanguru
Penilaian :
Skor penilaian :
0 : apabila jawaban salah
1 : apabila jawaban mendekati benar tetapi tidak lengkap
2 : apabila jawaban benar tetapi kurang lengkap
3 : apabila jawaban benar, lengkap tetapi penataan kalimat kurang jelas
4 : apabila jawaban benar, lengkap dan kalimat jelas.
NILAI AKHIR = JUMLAH SKOR YANG DIDAPAT x 100
                               JUMLAH SKOR MAKSIMUM

Refrensi :
1.      Muslihatun, W. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Surabaya: Salemba.
2.      Pantiawanti, I. 2010. Bayi dengan BBLR (cetakan pertama). Yogyakarta: Nuha Medika.
3.      Proverawati, A. Cahyo I. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran :
  Materi














Lampiran Materi

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

1.      Pengertian BBLR
      Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
2.      Klasifikasi BBLR dapat dibedakan menjadi :
  1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500gr- 2500gr
  2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <1500gr
  3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000gr
3.       Etiologi Terjadinya BBLR
a.       factor ibu
1)      Gizi ibu hamil yang kurang
      Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Indikator lain untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
2)      Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
      Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar usia 20 sampai 35 tahun.
3)      Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat
      Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
4)      Paritas ibu
      Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
5)      Penyakit menahun ibu seperti hypertensi, jantung, ganguan pembuluh darah (perokok)
b.      Faktor kehamilan
1)      Hamil dengan hydramnion
      Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion adalah keadaan di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak.
2)      Hamilganda
      Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan daripada janin kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan terjadinya partus prematurus.
3)      Perdarahan antepartum
      Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan. Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah perdarahan yang menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek. Keadaan ini yang menyebabkan gangguan ke plasenta yang mengakibatkan anemia pada janin bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan kematian janin intrauterine. Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.
4)      preeklamsi dan eklampsi
      Pre-eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.
5)      ketuban pecah dini
      Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah atau dipecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu.
c.       Faktor janin
1)      Cacat bawaan / kelainan congenital
      Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
2)      Infeksi dalam rahim
      Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim. Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan kematian janin.
4.      Penanganan dan Perawatan BBLR
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada BBLR yaitu:
a.       Mempertahankan suhu dengan ketat
      BBLR mudah mengalami hypothermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b.      Mencegah infeksi dengan ketat
      BBLR sangat rentan akan infeksi perhatikan prinsip- prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c.       Pengawasan nutrisi/ASI
      Reflek menelan BBLR belum sempurna, oleh karena itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
d.      Penimbangan ketat
      Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi yang erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh karena itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e.       Metode kanguru
      Dengan mengenakan popok dan tutup kepala pada bayi baru lahir kemudian, bayi diletakkan diantara payudara ibu dan ditutup baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru. Posisi bayi tegak ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar