KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi dan
Penerapannya dalam Bimbingan dan Konseling” dengan tepat waktu.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
penerapan psikologi dalam bimbingan dan konseling. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulis dimasa mendatang.
Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pembaca.
Amiinnnnnnnn....
Yogyakarta,
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.....................................................................................
KATA
PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C.
Tujuan................................................................................................ 4
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian.......................................................................................... 5
B.
Pendekatan dalam Psikologi Sosial................................................... 6
C.
Teori dan Metode Psikologi Sosial.................................................... 8
D.
Penerapan Psikologi Sosial dalam
Bimbingan dan Konseling.......... 10
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 13
B.
Saran.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan
dan konseling sebagai sebuah kajian ilmiah tidak dapat berdiri sendiri tanpa
ilmu pendukung lainnya. Konsep tentang pelaksanaan bimbinan dan konseling di
sekolah mengacu pada kebutuhan siswa dan tugas-tugas perkembangan yang harus
dituntaskannya. Sejauh ini, bimbingan dan konseling mengikrarkan diri sebagai
sahabat siswa yang harapannya mengetahui sisi psikologis dan perkembangan
mereka dalam masa remaja yang fluktuatif.
Psikologi sosial merupakan ilmu pendukung
bimbingan dan konseling dimana konseli sebagai bagian dari masyarakat memiliki
karakteristiknya sendiri. Konseling memiliki peran dan fungsi yang secara
otomatis menentukan perilakunya dalam lingkup sosial. Pengaruh dari lingkungan
sosial dapat memberikan sumbangan bagi bimbingan dan konseling dalam
melaksanakan prosesnya agar berjalan lancar.
B.
Rumusan Masalah
Pertanyaan-pertanyaan pokok mengenai
penerapan psikologi sosial dalam bimbingan dan konseling terbagi dalam beberapa
bagian di bawah ini
1.
Apakah yang dimaksud dengan
psikologi sosial?
2.
Apa sajakah pendekatan yang
digunakan dalam psikologi sosial?
3.
Apa saja teori dan metode dalam psikologi
sosial?
4.
Bagaimana penerapan psikologi sosial
bagi bimbingan dan konseling?
C.
Tujuan
Makalah ini
dibuat dengan tujuan:
1.
Pembaca mengetahui psikologi sosial
secara umum.
2.
Pembaca mengetahui pendekatan yang
dapat digunakan dalam psikologi sosial terutama jika dikaitkan dengan bimbingan
dan konseling
3.
Pembaca mengetahui teori dan metode
yang dapat memudahkan penerapan psikologi social dalam bimbingan dan konseling.
4.
Pembaca mengetahui dan mampu
menerapkan psikologi social.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi Sosial
Psikologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu kata psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian psikologi diartikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa. Dalam perkembangannya, psikologi tidak
lagi dipandang sebagai ilmu karena jiwa terlalu “abstark”. Ilmu pengetahuan
merupakan sesuatu yang bisa diukur, diamati, dan dicatat.
Beberapa
pakar menyebutkan pengertian psikologi sosial sebagai berikut:
1.
Bimo Walgito (2003) memberikan
pengertian bahwa psikologi sosial merupakan ilmu tentang perilaku individu
dalam situasi sosial. Fokus dalam psikologi sosial ini meliputi perilaku
individu dan dalam kaitannya dengan situasi sosialnya.
2.
Sugiyo (2006) memberikan pengertian
yang hampir sama dengan pengertian sebelumnya bahwa psikologi sosial berkaitan
dengan bagaimana kita mengamati orang lain dalam situasi sosial, bagaimana kita
bereaksi terhadap orang lain dan bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita
dan secara umum bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi sosial.
B. Pendekatan
dalam Psikologi Sosial
Terdapat
tiga pendekatan yang digunakan dalam psikologi sosial dimana masing-masing
memiliki ciri yang berbeda satu sama lain, yaitu:
1.
Pendekatan biologis
Setiap manusia memiliki karakteristik
bioologis yang berperan menentukan perilakunya. Karakteristik biologis memberi
batasan bagi manusia dalam berperilaku. Misalnya orang yang buta warna tentunya
tidak bisa mengambil jurusan Fisika dan teknik elertro karena nantinya akan
menghambat mereka bekerja di lapangan.
2.
Pendekatan belajar
Pokok pemikiran dalam pendekatan belajar
adalah perilaku ditentukan oleh apa yang telah dipelajari seseorang sebelumnya
melalui pembiasaan. Seorang siswa yang pernah menyontek pada saat ulangan
karena pengawasnya sering keluar ruangan dan mengobrol dengan pengawas yang
lain akan mengulang hal yang sama jika ada ulangan lagi. Ada tiga mekanisme
umum yang terjadi dalam belajar, yaitu:
a.
Asosiasi
Segala sesuatu yang kita pikirkan tentang
suatu rangsang dan kita jika kita menerima rangsang tersebut maka ada
semacam pemikiran bahwa rangsang terebut diikuti oleh hal lain yang khas. Misal
seorang guru memanggil siswa dengan memberinya permen, maka asosiasi siswa
tersebut apabila dipanggil guru adalah diberi permen. Asosiasi dikembangkan
oleh Pavlov dengan percobaan pada seekor anjing dimana lonceng dibunyikan pertama
kali dengan diberi daging kemudian anjing mendekat, begitu beberapa kali dan
anjing terbiasa dengan bunyi lonceng kemudian mendekat meskipun tidak diberi
daging.
b.
Reinforcement
Bila stimulus (benda atau kejadian)
dihadirkan/terjadi sebagai akibat/kosekuensi suatu perilaku, dan bila karenanya
keseringan munculnya perilaku tersebut meningkat/terpelihara, maka perirtiwa
tersebut disebut penguatan atau reinforcement.
Renforcement
ada dua yaitu reinforcement positif dan negative. Reinforcement dikatakan
positif seperti pengertian diatas. Sedangkan reinforcement dikatakan negatif
apabila perilaku target meningkat/diulang disebabkan terhindarnya dari, atau
dihilangkannya stimulus yang tidak menyenangkan sebagai konsekuensi perilaku
tersebut.
c.
Imitasi
Siswa belajar perilaku tertentu dari
meniru perilaku orang lain misalnya siswa akan cenderung keras apabila
kesehariannya di rumah selalu dibiasakan keras oleh orang tuanya.
3.
Pendekatan insentif
Menurut pendekatan insentif, perilaku
seseorang didasari oleh ada tidaknya keuntungan yang didapat seseorang.
Pendekatan insentif dapat digunakan untuk menganalisis konflik internal, apakah
suatu perilaku akan berdampak positif atau negatif sejauh mana nilai positif
dan negatifnya.
C. Teori dan
Metode Psikologi Sosial
Psikologi sosial menggunakan metode
ilmiah untuk mempelajari bagaimana kita memandang orang lain dan peristiwa
social, bagaimana kita mempengaruhi orang lain, dan untuk mempelajari sifat
daeri hubungan social kita. Beberapa hal yang akan dibahas dalam psikologi
sosial adalah pesepsi dan sikap, bagaimana orang memandang dirinya sendiri dan
orang lain, bagaimana menginterpretasikan perilaku orang lain, bagaimana orang
menginterpretasikan perilaku orang ain, dan bagaimana sikap mereka terbentuk
dan berubah. Psikolog sosial lainnya lebih fokus pada interaksi antar orang,
termasuk persahabatan dan altruism, prasangka dan agresi, serta konformitas
(kepatuhan) dan kekuasaan. Psikologi sosial juga mempelajari bagaimana
bertindak dalam kelompok dan bagaimana kelompok mempengaruhi
anggotanya-anggotanya. Prinsip psikologi sosial membantu memahami
berbagai macam isu penting, seperti cara mempromosikan gaya hidup sehat,
pengaruh media terhadap sikap publik, dan saksi mata atas tindakan kejahatan.
Tentu
saja banyak sarjana bidang lain yang mempelajari perilaku social. Yang
membedakan psikologi sosial dengan disiplin lainnya adalah pendekatannya.
Pendekatan psikologi social berbeda dari displin lain yang mempelajari perilaku
sosial dari perspektif kemasyarakatan yang luas dan dari disiplin yang lebih
fokus pada individu. Mari kita bandingkan tiga pendekatan atau level analisis
dibawah ini.
Level analisis kemasyarakatan/sosietal
digunakan oleh para sosiolog, ilmuwan politik, dan ilmuwan soisal lainnya. Para
sarjana ini berusaha memahmai pola umum perilaku social, seperti tingkat
pembunuhan, perilaku voting, atau pengeluaran konsumen. Menurt sudut pandang
ini, perilaku social dapat dijelaskan oleh factor-faktor seperti kesulitan
ekonomi, konflik kelas, benturan antar kelompok etnis, kegagalan panen,
kebijakan pemerintah atau perubahan teknologi. Tujuan analisis
kemasyarakatan ini untuk menemukan hubungan antara kekuatan-kekuatan social
yang luas dengan pola umum perilaku sosial. Untuk mempelajari kekerasan di
kawasan urban, ilmuwan sosial mungkin memgidentifikasi hubungan antara tingkat
tindak kejahatan kekerasan dengan factor-faktor seperti kemiskinan, imigrasi atau
industrialisasi masyarakat.
Level analis individual biasanya
digunakan oleh psikolog klinis atau kepribadian, yang menjelaskan
perilaku dari segi sejarah dan karakteristik psikologis unik dari
seseorang. Menurt pandangan ini, bakat personal dan motif personal dapat
menjelaskan perilaku individu, dan mengapa dua orang mungkin bereaksi
secara berbeda terhadap situasi yang sama. Penekanannya diberikan pada
perbedaan individu dalam pengalaman masa kanak-kanak, perbedaaan
kemampuan dan motivasi dan perbedaaan kepribadian atau penyesuaian
psikologis. Pendekatan individual menjelaskan kejahatan dari segi sejarah dan
karakteristik unik dari perilaku kejahatan.
Para psikolog sosial menganut level
analisis yang berbeda yaitu level interpersonal. Psikolog sosial biasanya fokus
ada situasi sosial seseorang. Situasi sosial ini mencakup orang lain dalam
lingkungan yang sama , sikap dan perilaku mereka, dan hubungan mereka dengan
individu itu. Penekanan pada kekuatan social ini didasarkan pada gagasan bahwa
orang pada dasarnya bisa dipengaruhi, fleksibel dan dapat beradaptasi (Markus 2004).
Seorang remaja yang yang suka mengobrol tanpa sungkan dengan kawan akrabnya
boleh jadi akan berubah menjadi pemalu dan bersikap diam saat bersama orang
dewasa yang tak dikenalmya. Gadis remaja yang mendapat nilai A untuk matematika
di sekolah khusus perempuan mungkin akan kesulitan mendapat nilai yang sama
saat mengikuti sekolah yang kebanyakan siswanya adalah lelaki. Dengan
mengubah konteks sosialnya, maka individu pun akan berubah.
D. Penerapan
Psikologi Sosial dalam Bimbingan Konseling
Sebagaimana telah dipahami bahwa
psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia,
kajian psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Dalam kegiatan
bimbingan dan konseling hendaknya aspek psikologi perlu diikuti sertakan,
karena peranan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Pada
hakekatnya individu diciptakan dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani,
keseimbangan kehidupan kedua unsur ini dapat menjadikan individu dewasa yang
sehat dan sejahtera lahir dan batin.
Dengan demikian gambaran hidup manusia
ideal yang akan dicapai dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal,berdasarkan uraian di atas maka dapat diiterprestasikan bahwa peranan
aspek psikologi dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan membantu klien
dalam memecahkan masalah yaitu:
1.
Peran psikologi sebagai metode dalam
mengidentifikasi masalah yang sudah dihadapi klien.
- Peran psikologi sebagai diagnosis masalah agar dapat di cari solusi masalah yang tepat yang sesuai dengan karakter masalah.
- Peran psikologi sebagai motivator kepada klien untuk tumbuh dan berkembang.
- Peran psikologi sebagai pengevaluasi atas solusi masalah yang di hadapi klien.
Untuk
keperluan dalam proses bimbingan dan konseling hendaknya konselor menguasai
kajian dalam bidang psikologis yaitu tentang:
1.
Motif dan motivasi adalah dorongan
yang mengerakan seseorang bertingkah laku.
- Pembawaan dan lingkungan yaitu setiap individu dilahirkan ke dunai dengan membawa kondisi mental fisik tertentu, apa yang di bawa sejak lahir itu lah yang di sebut dengan penbawaan,masing-masing individu mempunyai penbawaan dan lingkungan yang tidak sama,
- Perkembagan individu tidak terjadi sekali saja akan tetapi bertahap dan berkesinambungan. Menurut Havighurts definisi tugas perkembangan tersusun menurut suatu pola tertentu dan secara keseluruhan saling terkait.dalam melasanakan tugas pelayanan koselor menghadapi individu yang sedang berkembang.
- Belajar, Balikan Dan penguatan.belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dan psikologi, peristiwa belajar dari bentuk-bentuk belajar yang di tandai oleh perubahan tingkah laku yang amat sederhana sebagai hasil latihan singkat sampai dengan proses mental tingat tinggi.
- Kepribadian ciri sseorang adalah kepribadiannya dalam khasanah psikologi rumusan yang satu tentang kepribadian masih sulit di capai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi sosial merupakan ilmu tentang
perilaku individu dalam situasi social, psikologi social berkaitan dengan
bagaimana kita mengamati orang lain dalam situasi sosial, bagaimana kita
bereaksi terhadap orang lain dan sebaliknya dan secara umum bagaimana kita
dipengaruhi oleh situasi social.
Ada empat
pendekatan yang digunakan dalam psikologi sosial dimana masing-,masing memiliki
cirri yang berbeda satu sama lain, yaitu: (1) pendekatan biologis, (2)
pendekatan belajar, dan (3) pendekatan insentif.
Prinsip
psikologi sosial membantu memahami berbagai macam isu penting, seperti cara
mempromosikan gaya hidup sehat, pengaruh media terhadap sikap publik, dan saksi
mata atas tindakan kejahatan.
B. Saran
Peranan psikologi dalam bimbingan dan
konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi
sasaran layanan. Untuk keperluan dalam proses bimbingan dan konseling hendaknya
konselor menguasai kajian dalam bidang psikologis yaitu tentang:(1) motif dan
motivasi adalah dorongan yang mengerakan seseorang bertingkah laku, (2)
pembawaan dan lingkungan, (3) perkembangan individu tidak terjadi sekali saja
akan tetapi bertahap dan berkesinambungan, (4) belajar, balikan dan penguatan,
dan (5) kepribadian ciri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir. 1993.
Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://dunia-klinis.blogspot.com/2011/10/pengertian-psikologi-kesehatan.html
Salahudin, Anas. 2009. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar