BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan manajemen kepegawaian
dimulai sejak bangsa Indonesia membentuk pemerintahan yang merdeka dan
berdaulat. Peranan manajemen kepegawaian semakin penting sejak pemerintah mulai
mencanangkan REPELITA, dimana unsur sumber daya manusia merupakan faktor
penentu dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan baik dalam tugas
pemerintah maupun dalam pembangunan.
Pada dasarnya dalam suatu lembaga
atau organisasi, susunan kepegawaian menjadi suatu hal yang sangat penting.
Manajemen kepegawaian merupakan cabang ilmu administrasi manajemen yang paling
menentukan bagi kehidupan suatu organisasi, sebab objek material manajemen
kepegawaian pada hakikatnya adalah manusia yang sekaligus sebagai objek atau
tujuan dari suatu organisasi itu sendiri.
Dalam suatu tatanan sekolah atau
perguruan tinggi, mengelola atau memanajemen kepagawaian menjadi landasan untuk dapat meningkatkan mutu dan
tujuan dari masing-masing institusi tersebut. Dimana kepegawaian ini tak hanya
terbatas pada tenaga dosen saja, namun banyak sumber daya manusia lainnya yang
perlu dijadikan objek dalam tatanan institusi tersebut. Melihat begitu
pentingnya manajemen kegawaian dalam organisasi maupun suatu institusi
pendidikan, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai manajemen
kepegawaian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana manajemen kepegawaian di
Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa
dapat memahami pengertian manajemen kepegawaian
2. Mahasiswa
dapat memahami tujuan manajemen kepegawaian
3. Mahasiswa
dapat memahami fungsi-fungsi manajemen kepegawaian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Kepegawaian
1. Pengertian Manajemen
Manajemen
berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur. Timbul pertanyaan tentang : apa yang diatur, apa tujuannya
diatur mengapa harus diatur, siapa yang mengatur, dan bagaimana mengaturnya
(Malayu,2001).
Manajemen merupakan
alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen
akan dapat ditingkatkan. Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari : man, money, methode machines, materials dan market, yang dapat disingkat
6 M.
a.
Apa yang diatur adalah adalah semua unsure manajemen, yakni 6 M.
b.
Tujuannya diatur
adalah agar 6M lebih berdaya guba dan hasil guna dalam
mewujudkan tujuan
c.
Mengapa harus diatur supaya 6M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi
dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi.
d.
Siapa yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya yaitu pimpinan
puncak, manajer madya, dan supervisi.
e.
Bagaimana mengaturnya adalah dengan melakukan kegiatan urut-urutan
fungsi manajemen tersebut.
Menurut
pendapat Harold Koontz dan Cyril O’donnel Follet,
manajemen
merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain, sehingga manajer dapat koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengendalian. Sedangkan menurut R.Terry,
manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengerakkan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Dengan demikian istilah manajemen mengacu pada suatu
proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar
diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses
mengambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama
yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi tersebut biasanya disebut
sebagai merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan
(Amirullah,2004).
2. Pengertian Kepegawaian
Istilah kepegawaian
berasal dari kata pegawai yang artinya adalah orang yang melakukan pekerjaan
dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur
manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan)
kemungkinan besar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah
yang mengerjakan segala pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Jadi yang dimaksud dengan kepegawaian adalah
segala kegiatan yang menyangkut persoalan pegawai mulai dari penerimaan pegawai
sampai pada pelepasan pegawai dalam rangka menjalani masa pensiun untuk kembali
ke masyarakat setelah menjalankan tugasnya, dalam hal ini sebagai pegawai yang
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan
UU No 8 thn 1947 dan UU No 43 thn 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dalam
pasal 1 butir a mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pegawai (negeri) adalah
orang yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara
dalam suatu jabatan dan digaji menurut perundang-undangan yang berlaku. Menurut
UU 7 tahun 1987 butir d pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan
dan menerima upah. Sedangkan pengertian tenaga kerja menurut UU 14 tahun1969
tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja pasal 1 ialah orang yang
mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Pengertian Manajemen Kepegawaian
Manajemen kepegawaian lazim disebut personel management atau tata personalia atau pembinaan, sebab walaupun
istilah-istilah tersebut nampaknya berbeda namun pengertiannya sama. Manajemen
kepegawaian atau Administrasi kepegawaian ini mencakup banyak hal penting,
mulai dari proses penerimaan tenaga kerja, pembinaan kerja, produktivitas
kerja, pemutusan hubungan kerja sampai yang terakhir yaitu pensiun. Kerena
sangat kompleknya cakupan dari administrasi kepegawaian ini maka di atas telah
disebutkan bahwa administrasi kepegawaian merupaka cabang ilmu administrasi
yang paling menentukan bagi kehidupan suatu organisasi.
Menurut
Drs. F.X. Soedjadi, M.PA., manajemen atau administrasi kepegawaian ialah proses
kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap pemimpin agar tercapainya tujuan organisasi
yang seimbang dengan sifat, hakikat dan fungsi organisasi serta sifat dan
hakikat para karyawan/anggotanya. Society for Personal Administration di
Amerika Serikat memberikan pengertian personal manajemen sebagaimana
dikutip oleh Paul Pigors dan Charles A. Myerse dalam hubungan personal
administrasion, manajemen kepegawaian adalah seni mencari, mengembangkan,
dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap dengan cara sedemikian rupa sehingga
tujuan organisasi dan efisiensi kerja dapat tercapai semaksimal mungkin.
Menurut
Drs. M. Manullang pengertian manajemen kepegawaian adalah seni atau ilmu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu dengan meninggalkan keputusan hati pada diri pekerja.
Atau dengan kata lain manajemen kepegawaian adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana memberikan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan dan rasa
partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktifitas demi tercapainya tujuan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa manajemen kepegawaian bertugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
secara garis besar telah ditentukan oleh administrator dengan menitik beratkan
pada usaha-usaha untuk :
a. Mendapatkan
tenaga-tenaga pegawai yang cakap dan mampu bekerja menurut kebutuhan
instansi/lembaga, organisasi.
b. Menggerakan
mereka untuk tercapainya tujuan.
c. Memelihara
dan mengembangkan kecakapan serta kemampuan pegawai untuk mendapatkan prestasi
kerja yang sebaik-baiknya.
B.
Tujuan
Manajemen Kepegawaian
Segenap proses kegiatan manajemen
kepegawaian dalam suatu organisasi tertentu mempunyai tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan utamanya ialah untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah kepegawaian.
Tujuan
dari pelaksanaan manajemen kepegawaian adalah untuk menjamin terlaksananya
pembangunan yang ditangani oleh pemerintah diantaranya yaitu untuk :
1. Meningkatkan
jaminan kepastian hukum hak atas pegawai.
2. Meningkatkan
pelayanan administrasi kepegawaian kepada masyarakat.
3. Meningkatkan
kinerja aparatur.
Disamping
itu tujuan manajemen kepegawaian ada
dua, yaitu production minded dan people minded atau dengan kata lain
efisiensi (daya guna) dan collaboration (kerja sama).
C.
Fungsi
Manajemen Kepegawaian
Fungsi adalah sesuatu yang harus
dijalankan sebagai bagian atau sumbangan kepada organisasi (wadah yang telah
ditentukan) secara keseluruhan atau bagian yang tertentu dan merupakan
aktivitas-aktivitas utama. Seperti diketahui bahwa general management memiliki fungs-fungsi yang perlu dilaksanakan
dalam setiap organisasi, demikian juga manajemen kepegawaian. Fungsi utama
daripada manajemen kepegawaian adalah memperkembangkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan pedoman-pedoman kerja yang menyeluruh agar
dapat dipergunakan sampai pedoman pelaksanaan oleh badan/lembaga organisasi
pelaksananya. Fungsi manajemen kepegawaian juga merupakan suatu tugas-tugas
utama yang harus dilaksanakan untuk menyelenggarakan keseluruhan
aktivitas-aktivitas di bidang kepegawaian.
Jadi dalam manajemen kepegawaian harus
ada pembagian tanggung jawab yang jelas, tegas dan tepat sehingga program yang
telah ditetapkan dapat berjalan suatu sistem, agar semua pegawai bekerja dan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Proses
mengambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama
yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi tersebut
terdiri dari merencanakan
pegawai, pengorganisasian pegawai, mengarahkan pegawai, dan mengendalikan pegawai
(Amirullah,2004).
1. Perencanaan
Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan datang
berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang
ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan sebagai kontributor
pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam menentukan
sumber-sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-benar
dapat dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan
memperbaiki pemanfaatan pegawai, menyesuaikan aktivitas pegawai dan kebutuhan
di masa depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai
baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian yang dapat membantu kegiatan
kepegawaian dan unit organisasi lainnya. Melalui perencanaan dapat diketahui kekurangan
dibanding kebutuhan sehingga dapat dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi, dan
transfer secara proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi. Dalam
membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal organisasi.
Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh sebagaimana
dikemukakan Miller Burack dan Maryann.
2. Pengorganisasian
Kepegawaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah
untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan
yang dipandang perlu, penetapan tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan
semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu
sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja didalamnya dapat bekerja sama
secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur
organisasi dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara
satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan
mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol
dan pengendalian, serta arus perintah dan pertanggung jawaban. Oleh karena itu,
dalam mendesain struktur organisasi bagian kepegawaian perlu dipertimbangkan
berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
3. Pengarahan
Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa
yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan tidak ada kesepakatan tentang
motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi organisasi untuk sampai pada
kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu, bagi
organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam tentang apa yang
memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan
praktis yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai
dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
a. Jelaskan
kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa
mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka;
b. Pastikan
bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan bahwa
setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
c. Pastikan
bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja
adalah objektif;
d. Bilamana
mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang
dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya;
e. Doronglah
semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan gaya
manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan
lingkungan
f. Kembangkan
sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran yang dapat
dicapai tetapi dapat terus berkembang;
g. Perhitungkan
semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana lingkungan
kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat
menjadi sumber ketidakpuasan.
4. Pengendalian
Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari
pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian tingkat efektivitas
kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan
memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam
bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Standar adalah suatu kriteria atau model
baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata. Banyak jenis standar yang
dapat dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-kegiatan kepegawaian. Dalam
mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus mampu menemukan
butir-butir pengendalian strategis yang dapat dipantau berdasarkan
penyimpangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Manajemen kepegawaian
merupakan suatu tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang secara garis
besar telah ditentukan oleh administrator dengan menitik beratkan pada
usaha-usaha untuk mendapatkan
tenaga-tenaga pegawai yang cakap dan mampu bekerja menurut kebutuhan
instansi/lembaga, organisasi; menggerakan mereka untuk tercapainya tujuan;
memelihara dan mengembangkan kecakapan serta kemampuan pegawai untuk
mendapatkan prestasi kerja yang sebaik-baiknya.
2.
Tujuan dari pelaksanaan
manajemen kepegawaian adalah untuk menjamin terlaksananya pembangunan yang
ditangani oleh pemerintah diantaranya yaitu untuk meningkatkan jaminan
kepastian hukum hak atas pegawai; meningkatkan pelayanan administrasi
kepegawaian kepada masyarakat; dan meningkatkan kinerja aparatur.
3.
Fungsi-fungsi
manajemen kepegawaian terdiri dari perencanaan,
pengorganisasi, pengarahan, dan pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, dan Budiyono,Haris, 2004, Pengantar
Manajemen, Yogyakarta : Graha Ilmu
Anonim ,2009, Pengertian Pengelolaan
Administrasi Kepegawaian serta Aspek dan Tujuannya, (online) available : repository.usu.ac.id/bitstream/.pdf,
(1 Oktober 2013 pukul 16.00)
Gusman.,2003, Manajemen/Administrasi
Kepegawaian, (online) available : sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/hxae1337044452.pdf, (30 September 2013)
Malayu, 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Jakarta : P.T. Bumi Aksara
Blackjack, Slot Review, & Bonus | DrmCD
BalasHapusThe 김제 출장마사지 Blackjack Casino Bonus & Reviews are constantly 아산 출장안마 updated and the latest blackjack offers are 세종특별자치 출장마사지 coming 광주 출장샵 soon. We 논산 출장안마 are continuously looking for new Blackjack